Kondisi bayi sungsang dapat dialami sebagian ibu hamil menjelang persalinan. Jika tidak segera ditangani, komplikasi dapat terjadi dan bisa membahayakan kondisi ibu serta bayi yang dilahirkan. Mari, ketahui berbagai komplikasi yang dapat terjadi akibat bayi sungsang pada artikel Medikacare berikut.
Normalnya, bayi berada di posisi siap lahir ketika kehamilan memasuki usia 32-36 minggu. Namun pada beberapa kondisi, bayi belum mampu berbalik, sehingga posisi kepalanya berada di bagian atas rahim atau berlawanan dengan jalan lahir. Kondisi seperti inilah yang dinamakan bayi sungsang.
Kondisi bayi sungsang kerap menimbulkan kekhawatiran pada ibu hamil, karena dapat menimbulkan komplikasi tidak segera ditangani.
Penyebab Bayi Sungsang serta Langkah Penanganannya
Penyebab terjadinya bayi sungsang sebenarnya belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini, diantaranya:a. Riwayat persalinan prematur
b. Kehamilan pada bayi kembar dua atau lebih
c. Cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak atau terlalu sedikit
d. Bentuk rahim yang tidak normal
e. Adanya pertumbuhan jaringan abnormal, seperti miom
f. Plasenta menutupi sebagian atau seluruh jalan pada rahim (plasenta previa)
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengubah posisi bayi sungsang menjelang lahir adalah dengan metode external cephalic version (ECV). Cara ini dilakukan dengan memberi tekanan pada perut ibu hamil untuk mengarahkan kepala bayi ke jalan lahir.
Metode ECV ini biasanya dilakukan ketika usia kehamilan menginjak 36 minggu untuk kehamilan pertama, sementara untuk kehamilan kedua dan seterusnya umumnya dilakukan pada usia kehamilan 37 minggu.
Namun, pada wanita yang mengandung bayi kembar atau pernah mengalami perdarahan vagina selama hamil tidak dianjurkan untuk menjalani metode ini, sehingga satu-satunya cara yang dapat dilakukan adalah dengan metode operasi caesar.
Komplikasi Bayi Sungsang yang Dapat Terjadi
Jika kondisi bayi sungsang tidak ada perubahan hingga menjelang persalinan, ada beberapa risiko komplikasi yang dapat dialami ibu hamil serta bayi yang akan dilahirkan, baik pada persalinan normal maupun caesar. Berikut ini beberapa komplikasinya:Komplikasi Bayi Sungsang pada Persalinan Normal
Persalinan normal pada bayi sungsang tetap bisa dilakukan untuk beberapa kondisi berikut:a. Bokong bayi berada dekat dengan jalan lahir
b. Ukuran punggul ibu tidak sempit dan ukuran bayi tidak terlalu besar
c. Kondisi bayi stabil dan normal ketika menjelang persalinan
d. Proses pembukaan lancar
Meski persalinan normal tetap dapat dilakukan, namun ada beberapa komplikasi pada bayi sungsang yang dapat terjadi, yaitu:
a. Mulut rahim tidak terbuka dan meregang dengan maksimal, sehingga bahu atau kepala bayi tertahan di bagian panggul ibu. Kondisi ini tentu bisa menghambat proses persalinan
b. Jatuhnya tali pusat ke vagina sebelum bayi lahir. Kondisi ini dapat menyebabkan tali pusat terjepit atau tertekan, sehingga terjadi penurunan aliran darah dan asupan oksigen ke bayi
c. Peningkatan risiko bayi memiliki nilai apgar rendah saat lahir
d. Cedera bagian leher, bahu dan saraf tulang belakang pada bayi saat lahir yang terjadi karena kepala bayi tertekuk saat melewati jalan lahir. Kondisi ini bernama Erb’s palsy.
Jika kondisi ibu hamil dan bayi tidak memungkinkan untuk menjalani persalinan normal, jalan satu-satunya untuk menangani hal ini adalah dengan operasi caesar.
Komplikasi Bayi Sungsang pada Persalinan Caesar
Operasi caesar pada bayi sungsang umumnya dilakukan pada beberapa kondisi berikut ini:a. Kaki bayi berada pada bagian bawah bokongnya
b. Salah satu bayi kembar lahir dalam posisi sungsang
c. Berat badan bayi lebih dari 4 kg atau kurang dari 2 kg
d. Pernah melahirkan secara caesar dengan panggul yang sempit
e. Posisi plasenta yang terlalu rendah
f. Mengalami kondisi berbahaya pada ibu, seperti preeklamsia
Sebenarnya, prosedur operasi caesar yang dilakukan untuk bayi sungsang tidak jauh beda dengan operasi caesar pada umumnya. Hanya saja, dokter akan mengeluarkan bokong atau kaki bayi terlebih dahulu.
Meski dianggap aman, melahirkan bayi sungsang secara caesar tetap memiliki risiko komplikasi, seperti perdarahan, infeksi, maupun cedera pada organ dalam. Selain itu, robekan dinding rahim atau gangguan plasenta pada dinding rahim dapat terjadi saat kehamilan berikutnya.
Ibu hamil yang mengandung bayi sungsang lebih berisiko mengalami ketuban pecah dini. Hal tersebut menyebabkan janin yang berada di dalam kandungan harus lahir secara prematur. Dokter mungkin merekomendasikan operasi caesar untuk persalinan bayi sungsang prematur. Namun, persalinan normal mungkin saja dapat dilakukan bila tidak ada komplikasi lain pada kehamilan.
Kondisi bayi sungsang hingga menjelang persalinan harus mendapatkan perhatian khusus. Pemilihan metode persalinan pun harus dipertimbangkan dan diperhatikan dengan baik sesuai saran dokter. Oleh sebab itu, Bunda dianjurkan untuk selalu memeriksa kehamilan secara rutin ke dokter kandungan agar penanganan bisa segera dilakukan jika terjadi masalah pada kehamilan.