Salah satu masalah kehamilan yang sangat sering terjadi dan mungkin akan sangat sulit untuk dihindari adalah bayi terlilit tali pusar. Tali pusar sendiri merupakan organ penting yang berperan sebagai jalur untuk menyalurkan nutrisi dan juga oksigen dari bunda ke janin. Hal ini tentunya bertujuan agar janin bisa bertahan hidup di dalam kandungan bunda. 1 dari 3 kehamilan pasti akan mengalami masalah kehamilan yaitu bayi terlilit tali pusar. Lalu, apakah kondisi ini membahayakan bagi bunda dan janin? Jawabannya tidak ya bun, yuk kita bahas diartikel Medikacare berikut ini !
Walaupun hal ini biasanya tidak berbahaya, namun pemantauan berkelanjutan sangat disarankan untuk mencegah munculnya sejumlah komplikasi lain. Sebagian bayi yang terlilit tali pusar bisa terlepas dengan sendirinya dikarenakan pergerakan bunda ataupun janin di dalam kandungan. Di samping itu, kondisi ini juga bisa membahayakan pembuluh darah yang ada di dalam tali pusar, karena dikhawatirkan akan terjepit ataupun tertekan.
Lalu, apabila hal tersebut terjadi, apa yang akan dialami janin di dalam kandungan? Hal tersebut tentunya akan membuat aliran darah dan oksigen menuju janin menjadi terhambat. Dan apa saja kondisi yang bisa menjadi penyebab bayi terlilit tali pusar? Ada beberapa penyebab yang perlu bunda waspadai, berikut di antaranya:
1. Pergerakkan janin di dalam kandungan
Biasanya, bayi yang terlilit tali pusar terjadi secara alami, yakni disebabkan oleh pergerakkannya sendiri. Semakin bertambah usia, janin akan semakin aktif untuk bergerak. Hal ini yang membuat janin terlilit pusar.2. Mempunyai sedikit jumlah jeli wharton
Wharton’s jelly atau jeli wharton merupakan jeli yang melapisi tali pusar agar menjadi tali pusar yang sehat. Fungsi dari jeli ini adalah untuk menjaga tali pusar agar tidak udah melilit tubuh janin, walaupun janin sangat aktif bergerak. Tak hanya itu, jeli ini juga berguna untuk mencegah tali pusar agar tidak tertekan oleh pembuluh darah.Jeli ini berguna untuk mempertahankan tempat tali pusar agar tetap aman, sehingga ketika bayi bergerak, membalikkan tubuh, menggeliat, ataupun berpindah posisi, janin tidak akan telilit. Apabila melilit kepala atau lehernya sekalipun, janin tidak akan tercekik. Nah, apabila lapisan jeli pada pusar bunda sedikit atau tidak mencukupi, maka risiko bayi terlilit tali pusar akan semakin tinggi.
3. Hamil bayi kembar
Mengalami kehamilan kembar dua, tiga, atau bahkan lebih menjadi salah satu penyebab bayi terlilit tali pusar. Mengalami kehamilan yang lebih dari satu bisa membuat tali pusar dari masing masih janin kusut sehingga berpotensi untuk melilit lehernya.4. Tali pusar yang terlalu panjang
Penyebab selanjutnya dari bayi terlilit tali pusar adalah tali pusarnya yang terlalu panjang. Panjang tali pusar pada janin normalnya adalah sekitar 50-60 sentimeter. Akan tetapi, ada beberapa bayi yang mempunyai tali pusar lebih panjang dari itu, yaitu sampai 80 sentimeter. Nah, tali pusar yang terlalu panjang inilah yang bisa meningkatkan risiko bayi terlilit tali pusar.Bayi yang terlilit tali pusar di dalam kandungan harus selalu dipantau agar bisa mencegah terjadinya komplikasi. Bunda bisa memperhatikan tanda tandanya, seperti apabila pergerakkan janin tiba tiba mengalami penurunan, bunda harus segera memeriksakan diri ke rumah sakit terdekat guna mengetahui penyebabnya dan diberi penanganan lebih lanjut.
Lalu, apakah proses persalinan jika mengalami bayi terlilit tali pusar harus dilakukan dengan cara operasi caesar? tentunya tidak ya bun. Proses persalinan tergantung pada kondisi dan seberapa banyak jumlah lilitan yang melilit tubuh janin dalam kandungan. Apabila dikira bisa melakukan persalinan secara normal, dokter mungkin akan mengeluarkan bayi dengan teknik khusus. Selain itu, bunda jangan lupa untuk memantau perkembangan janin di dalam kandungan dengan cara rutin melakukan pemeriksaan kehamilan, ya bun.