Keputihan saat Hamil, Ini 5 Ciri yang Tidak Normal dan Penyebabnya
Keputihan adalah hal yang normal dialami oleh wanita, termasuk saat hamil. Faktanya, peningkatan volume keputihan saat hamil justru merupakan tanda yang baik karena tubuh sedang berusaha melindungi rahim dan janin dari infeksi.
Namun, ada kalanya keputihan menjadi tidak normal, terutama jika disertai bau dan perubahan karakteristik lainnya. Keputihan abnormal saat hamil bisa menjadi indikasi adanya infeksi yang berpotensi membahayakan ibu maupun janin.
Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk mengenali ciri-ciri keputihan yang tidak normal agar dapat segera mencari penanganan medis.
Berikut adalah 5 ciri keputihan yang tidak normal saat hamil:
1. Bau Amis, Busuk, atau Menyengat
Ini adalah ciri paling jelas dan sering menjadi alarm pertama bahwa keputihan tidak normal. Keputihan yang sehat seharusnya tidak berbau atau hanya memiliki bau yang sangat ringan.
- Mengapa Berbau? Bau amis yang kuat (sering digambarkan seperti bau ikan busuk) biasanya mengindikasikan infeksi bakteri, paling sering Bacterial Vaginosis (BV). Bau ini seringkali semakin jelas setelah berhubungan intim atau setelah buang air kecil. Bau busuk atau menyengat lainnya bisa menjadi tanda infeksi lain, seperti Trikomoniasis, atau bahkan dalam kasus yang sangat jarang, infeksi yang lebih serius.
- Dampak Potensial pada Kehamilan: BV dan Trikomoniasis yang tidak diobati pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko komplikasi seperti persalinan prematur, ketuban pecah dini, dan infeksi pada bayi baru lahir.
2. Perubahan Warna yang Drastis
Keputihan normal saat hamil umumnya berwarna bening atau putih susu, encer, dan tidak berbau. Perubahan warna yang signifikan adalah tanda bahaya.
- Hijau atau Kuning Keabu-abuan: Warna ini sangat khas untuk infeksi Trikomoniasis, suatu infeksi menular seksual (IMS). Keputihan bisa sangat berbusa atau berbuih.
- Abu-abu: Warna abu-abu pucat seringkali mengindikasikan Bacterial Vaginosis (BV).
- Kuning Pekat atau Hijau Pekat: Bisa juga menjadi tanda infeksi lain atau bahkan infeksi menular seksual (IMS) yang memerlukan diagnosis dan pengobatan segera.
- Dampak Potensial pada Kehamilan: Trikomoniasis dapat meningkatkan risiko ketuban pecah dini, persalinan prematur, dan berat badan lahir rendah. BV juga memiliki risiko serupa.
3. Tekstur yang Berubah (Kental, Menggumpal, Berbusa)
Konsistensi keputihan normal adalah encer atau sedikit lengket. Perubahan tekstur yang drastis menunjukkan adanya masalah.
- Menggumpal Seperti Keju Cottage (Gumpalan Susu Pecah): Ini adalah ciri khas infeksi jamur Kandidiasis Vagina (Vaginal Thrush atau Infeksi Ragi). Gumpalan ini bisa tebal dan lengket.
- Berbusa atau Berbuih: Tekstur ini seringkali merupakan ciri khas dari Trikomoniasis.
- Sangat Encer dan Berair: Meskipun keputihan normal bisa encer, jika disertai bau dan warna abnormal, atau jika jumlahnya sangat banyak hingga membasahi pakaian dalam, bisa menjadi tanda masalah, terutama jika dicurigai pecah ketuban dini. Namun, cairan ketuban biasanya tidak berbau seperti keputihan.
- Dampak Potensial pada Kehamilan: Infeksi jamur umumnya tidak berbahaya bagi janin, namun bisa sangat mengganggu ibu dan menyebabkan ketidaknyamanan parah. Jika tidak diobati, bayi bisa tertular jamur saat persalinan normal (oral thrush).
4. Gatal, Perih, Nyeri, atau Sensasi Terbakar di Area Vagina dan Sekitarnya
Keputihan normal tidak seharusnya menyebabkan gejala iritasi atau nyeri.
- Gatal Hebat: Gatal yang intens di area vagina dan labia adalah gejala utama infeksi jamur (Kandidiasis).
- Perih atau Sensasi Terbakar: Rasa perih atau terbakar saat buang air kecil atau berhubungan intim dapat menyertai infeksi jamur, BV, atau Trikomoniasis, menandakan adanya iritasi dan peradangan pada dinding vagina.
- Nyeri atau Tidak Nyaman: Rasa nyeri atau tidak nyaman pada panggul atau perut bagian bawah yang disertai keputihan abnormal juga harus diwaspadai, karena bisa menjadi tanda infeksi yang lebih dalam.
- Bengkak atau Kemerahan: Peradangan dan iritasi akibat infeksi dapat menyebabkan area vagina tampak bengkak dan kemerahan.
5. Pendarahan atau Bercak Darah Ringan
Meskipun bercak darah ringan di awal kehamilan bisa normal (misalnya pendarahan implantasi), namun jika disertai keputihan abnormal, bau, atau nyeri, itu adalah tanda bahaya.
- Mengapa Disertai Darah? Darah yang bercampur dengan keputihan abnormal bisa menjadi tanda iritasi atau peradangan parah pada leher rahim atau vagina akibat infeksi yang tidak diobati. Dalam beberapa kasus, ini juga bisa menjadi tanda masalah kehamilan yang lebih serius.
- Dampak Potensial pada Kehamilan: Pendarahan yang disertai infeksi harus segera dievaluasi oleh dokter untuk menyingkirkan kemungkinan komplikasi serius seperti keguguran, kehamilan ektopik, atau masalah plasenta.
Kapan Harus Segera Periksa ke Dokter?
Setiap ibu hamil yang mengalami salah satu atau kombinasi dari ciri-ciri keputihan di atas wajib segera memeriksakan diri ke dokter kandungan. Jangan mencoba mengobati sendiri dengan obat bebas atau ramuan herbal tanpa anjuran dokter, karena bisa berbahaya bagi janin atau menunda penanganan yang tepat.
Dokter akan melakukan pemeriksaan, termasuk pemeriksaan fisik panggul dan mengambil sampel keputihan untuk dianalisis di laboratorium guna menentukan jenis infeksi yang mendasarinya. Setelah diagnosis ditegakkan, dokter akan memberikan pengobatan yang aman dan efektif selama kehamilan, biasanya berupa antibiotik atau antijamur yang sesuai.
Oleh karena itu, setiap perubahan pada keputihan yang budna alami selama kehamilan harus selalu dikomunikasikan kepada dokter. Lebih baik bertanya dan memeriksakan diri daripada menunda dan menyesal di kemudian hari.