Bahaya Gula Darah Tidak Terkontrol Bagi Ibu Hamil dan Janin
Kehamilan merupakan fase yang penuh perubahan pada tubuh seorang wanita, baik dari segi fisik, hormonal, maupun metabolisme. Tidak jarang, ibu hamil merasakan gejala seperti kepala pusing, tubuh terasa lemas, bahkan disertai dengan keringat dingin atau berdebar-debar. Banyak yang mengira kondisi ini hanya karena kelelahan atau tekanan darah rendah, padahal ada faktor lain yang patut diwaspadai, yaitu kadar gula darah yang tidak stabil. Perubahan hormon selama kehamilan dapat memengaruhi cara tubuh memproses glukosa, sehingga ibu hamil lebih rentan mengalami lonjakan maupun penurunan gula darah. Ketika kadar gula terlalu rendah (hipoglikemia) atau justru terlalu tinggi (hiperglikemia), gejalanya bisa muncul dalam bentuk pusing, lemas, sulit berkonsentrasi, hingga merasa ingin pingsan. Inilah mengapa setiap keluhan seperti pusing mendadak dan badan lemas saat hamil sebaiknya tidak dianggap sepele, karena bisa menjadi tanda gangguan gula darah yang berdampak pada kesehatan ibu maupun janin.
Secara alami, tubuh membutuhkan gula (glukosa) sebagai sumber energi utama, tetapi pada ibu hamil, kebutuhan energi ini meningkat karena digunakan ganda, baik untuk aktivitas tubuh ibu maupun perkembangan janin. Ketika asupan makanan tidak teratur, atau justru terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi gula sederhana seperti kue, minuman manis, dan makanan cepat saji, kadar gula darah bisa naik dengan cepat lalu turun secara drastis. Kondisi fluktuasi inilah yang sering memicu pusing, lemah, dan gemetar. Lebih jauh lagi, ketidakstabilan gula darah saat hamil bisa berisiko menimbulkan komplikasi seperti diabetes gestasional, yaitu diabetes yang hanya muncul pada masa kehamilan. Jika tidak terkontrol, diabetes gestasional dapat menyebabkan janin tumbuh terlalu besar (makrosomia), risiko persalinan caesar meningkat, bahkan memengaruhi kesehatan bayi setelah lahir.
Selain itu, gejala pusing dan lemas saat gula darah tidak seimbang juga bisa membuat ibu hamil mudah jatuh, sulit beraktivitas, atau kehilangan energi untuk beristirahat. Kondisi ini tidak boleh diabaikan, sebab tubuh yang terlalu lemah akan membuat ibu sulit memenuhi kebutuhan gizi harian. Akibatnya, janin pun tidak mendapatkan suplai nutrisi yang optimal. Beberapa ibu hamil bahkan melaporkan rasa berdebar-debar, penglihatan kabur, atau kesemutan saat gula darah mereka tidak stabil. Gejala-gejala ini merupakan alarm tubuh agar segera memperhatikan pola makan, waktu istirahat, serta pemeriksaan medis secara rutin.
Mencegah masalah gula darah saat hamil sebenarnya bisa dilakukan dengan langkah sederhana, yaitu menjaga pola makan seimbang. Ibu hamil dianjurkan mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah, seperti nasi merah, gandum utuh, ubi, sayur, buah segar, serta protein berkualitas dari ikan, daging tanpa lemak, telur, dan kacang-kacangan. Hindari kebiasaan melewatkan waktu makan karena bisa membuat gula darah turun mendadak. Lebih baik makan dalam porsi kecil tapi sering, misalnya 5–6 kali sehari, dibanding makan sekaligus dalam porsi besar. Selain itu, batasi minuman manis, kue, permen, serta minuman kemasan yang tinggi gula tambahan. Minum air putih yang cukup juga sangat penting agar tubuh tetap terhidrasi dan metabolisme berjalan lancar.
Tak kalah penting, ibu hamil sebaiknya melakukan pemeriksaan rutin gula darah sesuai anjuran dokter, terutama pada trimester kedua hingga ketiga saat risiko diabetes gestasional meningkat. Jika ditemukan keluhan seperti sering haus, sering buang air kecil, penambahan berat badan berlebihan, atau janin tumbuh terlalu besar, dokter biasanya akan menyarankan tes toleransi glukosa untuk memastikan kondisi gula darah. Pemeriksaan ini berguna agar masalah bisa terdeteksi lebih awal dan ditangani dengan tepat, baik melalui pola makan, aktivitas fisik ringan seperti jalan kaki, maupun intervensi medis jika diperlukan.
Dengan kewaspadaan yang baik, ibu hamil bisa terhindar dari risiko komplikasi akibat gula darah yang tidak stabil. Ingatlah bahwa pusing dan lemas saat hamil tidak selalu hal biasa; bisa jadi itu sinyal tubuh bahwa kadar gula sedang bermasalah. Menjaga asupan gizi, mengatur pola hidup sehat, serta rutin berkonsultasi dengan tenaga medis adalah kunci agar kehamilan tetap sehat dan aman, baik bagi ibu maupun buah hati yang sedang tumbuh di dalam rahim.