Suka Makan Seblak Super Pedas? Hati-Hati, Bisa Picu Occult Bleeding dan Anemia
Siapa yang bisa menolak godaan seblak? Dengan kuah pedas yang menggigit, aroma kencur yang khas, dan aneka topping yang memanjakan lidah, seblak telah menjadi fenomena kuliner, terutama di kalangan anak muda dan wanita. Kenikmatan instan yang ditawarkan seblak seringkali membuat kita lupa akan efek jangka panjangnya bagi kesehatan, terutama yang berkaitan dengan sistem pencernaan. Di balik rasa pedas dan gurih yang adiktif itu, terdapat risiko kesehatan yang cukup serius dan sering terabaikan: perdarahan tersembunyi (occult bleeding) pada saluran pencernaan. Kondisi ini, jika terjadi secara kronis, bisa menjadi penyebab utama anemia defisiensi besi yang marak menyerang wanita muda.
Hubungan Makanan Pedas, Occult Bleeding, dan Anemia
Risiko kesehatan yang dikaitkan dengan konsumsi seblak super pedas berawal dari senyawa aktif yang memberikan rasa pedas, yaitu kapsaisin yang terkandung dalam cabai.
1. Iritasi Mukosa Lambung dan Usus
Konsentrasi kapsaisin yang sangat tinggi dalam seblak level "mercon" dapat bersifat mengiritasi lapisan mukosa (dinding pelindung) pada lambung dan usus. Iritasi ini, jika terjadi secara kronis (terus-menerus), dapat menyebabkan erosi atau perlukaan mikro pada saluran cerna, seperti gastritis erosif atau tukak peptik. Perlukaan inilah yang menjadi pintu masuk bagi occult bleeding.
2. Perdarahan Tersembunyi (Occult Bleeding)
Occult bleeding adalah kondisi di mana terjadi kehilangan darah dari saluran pencernaan dalam jumlah yang sangat kecil, sehingga tidak terlihat secara kasat mata dalam feses atau tidak menimbulkan gejala perdarahan akut yang jelas. Perdarahan ini terjadi sedikit demi sedikit, tetapi berlangsung secara kronis. Darah yang hilang secara terus-menerus ini, meski sedikit, pada akhirnya menyebabkan tubuh kehilangan zat besi yang diperlukan untuk memproduksi hemoglobin.
3. Anemia Defisiensi Besi Kronis
Bagi wanita muda, yang kebutuhan zat besinya sudah tinggi dan sering mengalami kehilangan darah bulanan melalui menstruasi, occult bleeding menambah beban kehilangan zat besi. Ketika asupan zat besi dari makanan tidak mampu menutupi total kehilangan darah (baik dari menstruasi maupun occult bleeding), terjadilah anemia defisiensi besi. Anemia ini bermanifestasi sebagai kelelahan kronis, kulit pucat, pusing, dan penurunan konsentrasi. Karena pemicu utamanya (perdarahan internal) tidak terlihat, anemia sering kali disalahartikan hanya sebagai kurang gizi biasa.
Pola Hidup Lain yang Memperparah Anemia
Selain risiko occult bleeding dari makanan pedas, kebiasaan lain di kalangan wanita muda juga memperburuk anemia:
- Gangguan Penyerapan Zat Besi: Kebiasaan mengonsumsi minuman yang mengandung kafein tinggi (seperti kopi atau matcha kekinian) segera setelah makan dapat menghambat penyerapan zat besi dari makanan, memperparah defisiensi.
- Asupan Nutrisi Tidak Seimbang: Sering mengonsumsi makanan instan atau tren tanpa memperhatikan nutrisi esensial seperti zat besi dan protein semakin memperburuk risiko anemia.
Untuk mencegah anemia, penting bagi para penggemar seblak untuk mengurangi intensitas dan frekuensi makanan super pedas, memantau gejala gangguan pencernaan, dan memastikan diet harian mereka kaya akan zat besi serta Vitamin C (untuk membantu penyerapan zat besi). Jika kelelahan kronis berlanjut, pemeriksaan medis untuk anemia dan kemungkinan occult bleeding sangat disarankan.