Hampir semua orang tua menjanjikan sesuatu pada anaknya agar menuruti perkataannya. Cara ini cukup efektif untuk beberapa alasan. Tetapi, bunda tidak bisa sembarangan memberi janji karena dapat berpengaruh pada tumbuh kembangnya kelak.
Membuat janji palsu pada anak adalah cara yang hampir dilakukan oleh semua orang tua. Jelas, ini bukanlah cara yang baik dalam mendisiplinkan anak. Tetapi, hal tersebut dirasa perlu dilakukan saat si kecil meminta sesuatu pada waktu yang kurang tepat.
Salah satu alasan orang tua tidak menepati janjinya adalah karena menganggap bahwa anak-anak mudah lupa. Padahal kenyataanya, anak-anak tidak pelupa seperti yang bunda kira. Anak-anak adalah “promise keeper” yang dimana jika orang tuanya menjanjikan sesuatu kepada dirinya, makan akan selalu ia ingat dan memegang teguh janji tersebut sampai ditepati.
Orang tua yang melanggar janji pada anak memang tidak akan meninggalkan trauma secara langsung. Tetapi, jika peristiwa tersebut terjadi secara berulang, anak akan belajar secara naluri untuk tidak mempercayai orang tuanya. Anak juga bisa belajar mengingkari janji dan berbohong di kemudian hari. Berikut ini adalah beberapa dampak memberikan janji palsu pada anak:
1. Anak akan sangat kecewa
Tidak hanya orang dewasa, anak kecil juga akan merasa kesal jika ada seseorang yang tidak menepati janji kepadanya. Janji orang tua kepada anak yang telah berlalu dan tidak ditepati, ternyata akan terus diingat oleh sang anak. Bahkan mereka tidak pernah bosan untuk selalu menagih janji tersebut.Saat bunda tidak menepati janji, hal itu akan membuat anak merasa kecewa. Sebab, yang tadinya ia mengharapkan sesuatu dan sudah membayangkannya, akhirnya hanya sebuah janji palsu belaka. Ia pun akan terus menagih janji tersebut kepada orang tuanya sampai rasa kecewanya hilang.
Jika anak sudah sangat kecewa, yang harus dilakukan oleh orang tua adalah meminta maaf dan mengakui kesalahannya karena tidak bisa menepati janji. Cara ini akan memberikan contoh yang baik dan mengajarkan anak untuk bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukannya.
2. Hilangnya kepercayaan pada orang tua
Mengingkari janji pada anak akan membuatnya berpikir negatif bahwa orang tua adalah orang yang tidak bisa dipercaya. Dari sinilah munculnya rasa tidak percaya anak pada orang tua yang tentunya dapat merusak hubungan antara anak dan orang tua. Padahal, rasa kepercayaan merupakan hal penting dalam membangun hubungan dengan siapapun, termasuk anak-anak.3. Anak jadi ikut melanggar janji
Melanggar janji pada anak juga berisiko buruk, salah satunya anak jadi ikut meniru perilaku tersebut. Apabila orang tua sering tidak menepati janji pada anak, maka ia juga akan membangun karakternya demikian dengan meniru apapun yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Karena, orang tua adalah panutan mereka.4. Anak suka berbohong
Mengucap janji memang sesuatu yang sangat mudah. Tapi sayangnya, janji yang bunda berikan pada anak akhirnya tak kunjung ditepati, sehingga membuat bunda pusing sendiri saat ia menagih janji tersebut. Lama kelamaan, anak akan berpikir bahwa bunda suka berbohong karena tidak menepati janji.Nah, pada kondisi ini mereka jadi memiliki konsep moral yang tidak baik karena melihat orang tuanya suka berbohong. Padahal, melatih anak untuk menepati janji merupakan salah satu cara dalam membentuk karakter anak dengan baik dan bisa menghargai makna dari sebuah janji.
Janji adalah hutang. Sebagai orang tua tentunya harus memberikan contoh yang baik kepada anaknya. Karena, pada dasarnya seorang anak akan meniru sikap atau perilaku yang ditunjukan oleh kedua orang tuanya.
Dari sini bunda bisa melihat, mengingkari janji terasa seperti bukan masalah besar bagi orang tua. Tetapi perlu bunda ingat, sekecil apapun janji tersebut akan sangat berarti bagi anak-anak. oleh karena itu, mulai sekarang berusahalah untuk melakukan apa yang bunda janjikan pada si kecil agar ia bisa belajar melakukan hal yang sama.