Medikacare

Apa itu Kehamilan Ektopik - Medikacare

Apa itu Kehamilan Ektopik - Medikacare

Kehamilan ektopik atau hamil di luar kandungan biasanya ditandai dengan rasa nyeri yang muncul pada perut. Tetapi, kondisi ini dapat pulih dengan cepat bila dilakukan penanganan yang tepat. Berikut ini Medikacare akan menjelaskan seputar kehamilan ektopik, mulai dari penyebab hingga cara mengatasinya. Yuk simak.


Apa itu kehamilan ektopik?

Kehamilan ektopik adalah kelainan atau abnormalitas pada kehamilan. Kondisi ini terjadi akibat sel telur hasil pembuahan oleh sperma menempel di luar rongga rahim (intra cavum uteri). Biasanya, kehamilan ektopik terjadi di tuba falopi. Namun, pada kasus yang jarang terjadi, kondisi ini dapat terjadi di ovarium, rongga perut dan leher rahim (serviks).

Umumnya, kehamilan ektopik terjadi pada beberapa minggu pertama kehamilan. Kondisi ini cukup serius, bahkan dapat membahayakan nyawa ibu hamil. Pasalnya, sel telur yang tumbuh di luar rahim akan menghancurkan jaringan tempat ia menempel, sehingga menyebabkan pendarahan.

Penyebab kehamilan ektopik

Umumnya, kehamilan ektopik terjadi akibat kerusakan pada tuba falopi. Kerusakan tersebut membuat tuba falopi menyempit, sehingga pergerakan sel telur menuju rahim terhambat. Berikut ini adalah beberapa faktor yang menjadi penyebab kehamilan ektopik:

• Endometriosis
• Penyakit radang panggul
• Gangguan keseimbangan hormon
• Kelainan bawaan lahir pada tuba falopi
• Terbentuknya jaringan parut akibat tindakan medis
• Infeksi klamidia
• Sedang menggunakan alat kontrasepsi spiral (IUD)

Faktor risiko kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik dapat dialami oleh wanita yang aktif secara seksual. Namun, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik, yaitu:

• Hamil pada usia di atas 35 tahun
• Memiliki riwayat penyakit menular seksual, seperti klamidia dan gonore
• Gangguan pada tuba falopi
• Pernah hamil di luar kandungan sebelumnya
• Melakukan program bayi tabung
• Penggunaan alat kontrasepti spiral (IUD)
• Melakukan program bayi tabung
• Memiliki riwayat operasi, seperti sterilisasi, aborsi atau operasi di area panggul dan perut
• Kebiasaan merokok

Gejala kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik cenderung tidak menunjukkan gejala khusus pada tahap awal. Bahkan tanda awal kehamilan ektopik mirip dengan kehamilan biasa, yakni:

• Mual dan muntah
• Nyeri payudara
• Menstruasi terhenti
• Pusing atau sakit kepala
• Nyeri panggul
• Tubuh terasa lemas
Sementara pada tahap lanjut, kehamilan ektopik dapat menimbulkan nyeri perut dan pendarahan dari vagina. Gejala-gejala tersebut akan menjadi semakin parah seiring berjalannya waktu.

Diagnosis kehamilan ketopik

Untuk mendiagnosis kehamilan ektopik, biasanya dokter akan melakukan tanya jawab terlebih dahulu dengan pasien, terutama mengenai hari pertama haid terakhir (HPHT). Kemudian dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut ini:

• Tes kehamilan melalui urine dengan menggunakan test pack.
• Tes kehamilan melalui darah, untuk mengukur kadar hormon hCG (human chorionic gonadotropin).
• USG transvaginal dan perut, untuk memastikan letak kehamilan ektopik.

Pengobatan kehamilan ektopik

Pengobatan kehamilan ektopik disesuaikan dengan perkembangan kehamilan dan letak menempelnya sel telur. Berikut ini adalah beberapa pengobatan pada kehamilan ektopik:

1. Pemberian obat suntik

Bila dokter mendiagnosis adanya tanda kehamilan ektopik, maka dokter akan menguji tingkat hormon kehamilan (hCG). Jika tidak adanya pembuahan di dalam rahim, dokter akan menyuntikkan obat methotrexate. Obat ini diberikan untuk menghentikan kehamilan ektopik tahap awal.

Setelah pemberian suntikan, dokter akan memantau kadar hormon hCG di dalam darah setiap 2-3 hari hingga kadar hormon tersebut menurun. Penurunan kadar hormon hCG ini menandakan bahwa kehamilan sudah tidak berkembang lagi.

2. Operasi laparoskopi

Kehamilan ektopik dapat merusak tuba falopi dan jaringan yang ada di sekitarnya. Bila terjadi kerusakan pada tuba falopi, dokter akan melakukan operasi laparoskopi untuk mengangkat tuba falopi yang rusak. Namun, bila bagian tuba falopi tersebut bisa diperbaiki, maka pengangkatan tersebut tidak perlu dilakukan.

3. Operasi darurat

Jika kehamilan ektopik menimbulkan pendarahan hebat, maka operasi darurat mungkin perlu dilakukan dengan membuat sayatan di perut (laparotomi) sebagai jalan untuk mengangkat janin dan memperbaiki tuba falopi yang rusak.

Pencegahan kehamilan ektopik

Tidak ada cara khusus untuk mencegah kehamilan ektopik. Meski begitu, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya hamil di luar kandungan, antara lain:

• Berhenti merokok
• Menjaga berat badan agar tetap ideal
• Menghindari perilaku yang bisa meningkatkan risiko penyakit menular seksual
Setelah dilakukan pengobatan, dokter akan menyarankan pasien untuk memberi jeda waktu selama 3 bulan sebelum kembali merencanakan kehamilan. Hal ini bertujuan agar rahim pulih dengan sempurna dan mencegah kehamilan ektopik kembali terjadi. Jangan lupa untuk selalu rutin melakukan pemeriksaan kehamilan dengan dokter kandungan serta penuhi asupan makanan sehat dan bergizi seimbang.

Artikel Lain

Cara Mengatasi Nyeri Pinggang pada Ibu Hamil - Medikacare
Cara Mengatasi Nyeri Pinggang pada Ibu Hamil - Medikacare
Cara mengatasi stretch mark - Medikacare
Cara mengatasi stretch mark - Medikacare
Mitos Seputar Kehamilan - Medikacare
Mitos Seputar Kehamilan - Medikacare
Apa sih Operasi Caesar Itu ? - Medikacare
Apa sih Operasi Caesar Itu ? - Medikacare
No comments yet. Be the first to comment!

Format: JPG, PNG, GIF. Maksimal 2MB