Persalinan merupakan waktu yang paling ditunggu oleh setiap orang tua, karena sang buah hati akan lahir ke dunia. Berikut ini kita akan bahas mengenai proses persalinan dengan cara operasi Caesar.
Operasi Caesar atau sering disebut dengan sesar, merupakan proses kehamilan dengan cara menyayat bagian perut sebagai jalan keluarnya bayi. Operasi caesar biasanya dilakukan ketika ibu hamil mengalami masalah atau ada indikasi tertentu mengenai proses persalinan.
Mengapa Operasi Caesar perlu Dilakukan?
Operasi caesar dapat dilakukan ketika ada indikasi tertentu yang disarankan oleh dokter, sehingga ibu hamil harus melakukan persalinan dengan cara operasi caesar. Berikut ini beberapa indikasi yang membuat ibu hamil perlu menjalani operasi caesar:
1. Riwayat kehamilan sebelumnya berjarak kurang dari 2 tahun.
2. Posisi janin melintang.
3. Ukuran tubuh bayi terlalu besar.
4. Ibu hamil mengalami gangguan kesehatan.
5. Memiliki ukuran panggul yang kecil.
6. Hamil kembar.
7. Proses persalinan terhambat.
Selain karena adanya indikasi tertentu, proses melahinkan secara caesar juga dapat dilakukan ketika sang ibu menginginkannya. Hal tersebut bisa terjadi ketika ia mengalami ketakutan jika melahirkan secara normal, memiliki pengalaman ketika melahirkan sebelumnya atau mendapat informasi tentang melahirkan dari teman atau kerabat.
Hal yang perlu dilakukan ketika akan melakukan proses persalinan dengan cara operasi caesar
Proses persalinan secara caesar terbilang cukup aman, namun tetap memiliki beberapa resiko yang akan terjadi. Proses pemulihan operasi Caesar dapat memakan waktu yang cukup lama. Sebelum melakukan proses operasi, dokter akan melakukan beberapa tes untuk mengetahui kondisi pada ibu hamil.
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu dilakukan ibu hamil sebelum menjalani operasi caesar, di antaranya:
1. Berkonsultasi dengan Dokter
Sebelum melakukan operasi caesar, sebaiknya lakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk mengetahui apakah diharuskan untuk melahirkan secara caesar atau bisa melahirkan dengan normal.
2. Melakukan Tes Darah
Melakukan tes darah sebelum operasi caesar sangat diperlukan, untuk mengetahui apakah ibu hamil memiliki riwayat penyakit infeksius atau tidak. Tes darah juga dilakukan untuk mengetahui golongan darah ibu hamil, hemoglobin dan sebagainya.
3. Berpuasa Selama 8 Jam sebelum Operasi
Berpuasa sebelum operasi dilakukan untuk mencegah infeksi paru-paru, ketika isi lambung memasuki paru-paru sehingga dapat menghambat aliran udara dan menyebabkan infeksi serius seperti pneumonia.
4. Jangan Mencukur Bulu Kemaluan Sendiri
Ketika mencukur bulu kemaluan menggunakan pisau cukur, dikhawatirkan adanya goresan luka. Luka tersebut akan meningkatkan infeksi setelah operasi caesar selesai, jika memang diharuskan untuk mencukur bulu kemaluan hal itu akan ditangani oleh perawat di rumah sakit.
5. Mandi dengan Sabun Antiseptik
Sebelum dilakukan proses operasi persalinan, bunda akan diminta untuk mandi menggunakan sabun antiseptik. Hal ini bertujuan untuk mengurangi jumlah bakteri pada sayatan kulit setelah proses operasi persalinan selesai.
Komplikasi yang dapat Timbul setelah Melakukan Operasi Caesar
Proses pemulihan operasi caesar juga memakan waktu yang cukup lama. Proses persalinan secara caesar terbilang cukup aman, namun tetap memiliki beberapa resiko yang akan terjadi, diantaranya.
a. Demam tinggi.
b. Infeksi luka sayatan.
c. Rasa nyeri yang parah.
d. Kesulitan bernapas.
e. Pembekuan darah.
f. Pendarahan hebat.
Selain itu ada beberapa dampak yang akan terjadi pada sikecil
a. Daya tahan tubuh lemah.
b. Kesulitan bernapas.
c. Pengisapan lemah.
d. Beresiko mengalami obesitas.
Sebaiknya, lakukan konsultasi dengan dokter ketika akan melakukan proses persalinan dengan cara operasi caesar. Melakukan proses persalinan secara caesar memerlukan pertimbangan yang cukup matang, untuk itu lakukan proses persalinan yang sudah dianjurkan oleh dokter untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
