Kriptorkismus juga disebut dengan undescended testis, yang artinya testis tidak turun. Hal ini dapat terjadi akibat tertunda atau terhentinya proses penurunan testis dari rongga perut ke dalam kantung buah zakar (skrotum).
Kriptorkismus adalah kondisi di mana bayi laki-laki terlahir tanpa salah satu testis (unilateral) atau kedua testis (bilateral) di kantung skrotum. Kondisi ini diduga dialami oleh 1 dari 25 bayi laki-laki yang lahir. Tetapi, kriptorkismus lebih berisiko terjadi pada bayi yang terlahir prematur.
Penyebab kriptorkismus
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya kriptorkismus. Meski begitu, faktor genetik dan lingkungan diduga ikut berperan dalam kondisi tersebut. Selain itu, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko kriptorkismus pada bayi, yaitu:• Terlahir prematur atau berat badan lahir rendah (BBLR).
• Memiliki keluarga dengan riwayat kriptorkismus.
• Ibu hamil yang terpapar bahan kimia, seperti pestisida, dietilstilebstrol atau bahan pembuat plastik, seperti phthalates dan dioxin.
• Memiliki kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol saat hamil.
Gejala kriptorkismus
Kriptorkismus tidak menimbulkan gejala khusus, seperti nyeri atau gangguan berkemih. Meski begitu, jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat menyebabkan masalah pada produksi sperma hingga infertilitas atau kemandulan.Diagnosis kriptorkismus
Dokter akan bertanya mengenai gejala yang dialami serta riwayat kesehatan pasien dan keluarga untuk mendiagnosis kriptorkismus. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan mengamati serta meraba area skrotum dan testis.Pada beberapa kasus, langkah pemeriksaan di atas sudah cukup untuk mendiagnosis kriptorkismus. Namun, pada sebagian kasus lainnya, testis bisa saja tidak teraba sehingga memerlukan pemeriksaan lanjutan, seperti tes darah, laparoskopi dan USG.
Pengobatan kriptorkismus
Pengobatan kriptorkismus bertujuan untuk memindahkan testis ke posisi yang seharusnya, yaitu di dalam skrotum. Namun sebelum bayi berusia 6 bulan, dokter tidak akan melakukan tindakan apapun karena umumnya testis masih bisa turun dengan sendirinya.Jika setelah berusia 6 bulan testis tidak kunjung turun, dokter akan melakukan tindakan lebih lanjut seperti berikut ini:
1. Orchidopexy
Orchidopexy adalah prosedur operasi untuk memindahkan atau memosisikan testis ke dalam skrotum. Operasi ini dilakukan dengan membuat sayatan di sekitar selangkangan atau perut, kemudian dilanjutkan dengan proses pemindahan testis ke skrotum.Jika posisi testis lebih tinggi atau mencapai area perut, dokter perlu melakukan operasi melalui sistem mini dinding perut dan memasukan teropong kamera ke dalam perut (laparoskopi) untuk membantu memindahkan testis.
Setelah operasi selesai, dokter akan melakukan pemeriksaan pada skrotum yang disertai dengan USG dan tes hormon secara berkala untuk memastikan fungsi serta posisi testis tetap normal.
2. Terapi hormon
Sebenarnya, terapi hormon tidak selalu disarankan. Namun, pada sebagian kasus, dokter dapat menyuntikkan hormon hCG (human chorionic gonadotropin) untuk merangsang testis agar turun ke skrotum.Komplikasi kriptorkismus
Jika tidak ditangani dengan tepat, kriptorkismus dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti:• Infertilitas atau kemandulan
• Kanker testis
• Stres karena skrotum yang kosong
• Hernia inguinalis
• Torsio testis
Pencegahan kriptorkismus
Tidak ada cara khusus untuk mencegah kriptorkismus. Namun, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan oleh ibu hamil guna mengurangi risiko terjadinya kriptorkismus pada bayi, di antaranya:• Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan, yakni setiap 1 bulan sekali pada trimester pertama dan kedua, serta 2 minggu sekali pada trimester ketiga.
• Menerapkan gaya hidup sehat selama hamil dengan rajin berolahraga, mengonsumsi makanan sehat serta tidak merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol.
• Menghindari kontak dengan bahan kimia.
• Mengontrol riwayat penyakit yang diderita saat hamil, seperti obesitas atau diabetes.
Segera periksakan ke dokter jika anak mengalami kondisi yang merujuk pada kriptorkismus seperti di atas. Penanganan perlu segera dilakukan apabila testis anak tidak kunjung turun hingga berusia 6 bulan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan masalah yang lebih serius.
Periksakan bayi anda secara rutin dengan dokter, terutama bila ia terlahir prematur, memiliki berat badan lahir rendah (BBLR) atau menderita penyakit tertentu.