Bibir sumbing dapat dicegah sejak masa kehamilan. Memenuhi kebutuhan nutrisi menjadi salah satu cara pencegahan pada bibir sumbing. Selain itu, ada beberapa cara pencegahan lainnya yang dapat bunda lakukan. Bagaimanakah caranya? Yuk cari tahu selengkapnya pada artikel Medikacare berikut ini.
Baca juga artikel Medikacare lainnya : Kenali apa itu Plasenta Previa ? - Medikacare
Bibir sumbing adalah kondisi kelainan bawaan yang menyebabkan terdapat celah pada bibir bayi. Celah tersebut dapat muncul pada bagian bibir atau langit-langit mulut. Bibir sumbing terjadi akibat proses pembentukan wajah di dalam rahim yang tidak berjalan dengan sempurna.
Pada minggu keempat dan ketujuh kehamilan, janin mengalami proses perkembangan pada bagian wajahnya. Selama proses ini berlangsung, jaringan tubuh dan sel dari setiap sisi kepala akan berkembang ke bagian tengah dan membentuk wajah, termasuk mulut dan bibir.
Jika proses ini mengalami hambatan, maka pertumbuhan dan perkembangan sel pada wajah tidak menyatu dengan sempurna sehingga menyebabkan adanya celah pada bibir bayi. Tidak hanya pada bibir, proses yang tidak sempurna ini juga menyebabkan celah pada langit-langit mulut.
Baca juga artikel Medikacare lainnya : Tips menjaga kehamilan agar tetap sehat - Medikacare
Cara mencegah bibir sumbing
Bibir sumbing dapat didiagnosis sejak bayi masih di dalam kandungan. Biasanya, pemeriksaan menggunakan ultrasound (USG) di usia kehamilan 18-21 minggu dapat mendeteksi kondisi tersebut. Tanda bibir sumbing juga akan terlihat jelas pada bagian bibir dan mulut bayi setelah dilahirkan.
Kondisi ini menyebabkan penderitanya mengalami gangguan makan, berkomunikasi hingga infeksi telinga. Namun bunda tidak perlu khawatir, karena bibir sumbing bisa dicegah sejak bayi berada di dalam kandungan.
Berikut ini beberapa cara yang bisa bunda lakukan untuk mencegah bibir sumbing:
1. Memenuhi kebutuhan nutrisi
Selama bunda menjalani masa kehamilan, pastikan untuk mengonsumsi berbagai makanan sehat dan bernutrisi. Dengan terpenuhinya kebutuhan nutrisi tersebut, tentunya akan membuat proses tumbuh kembang janin menjadi lebih optimal.
Selain makanan, bunda bisa mengonsumsi berbagai suplemen kehamilan, seperti asam folat, zat besi dan kalsium yang dianjurkan oleh dokter agar kondisi kesehatan bunda dan janin tetap terjaga.
2. Hentikan kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol
Selain menyebabkan gangguan kesehatan pada bunda, kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol dapat berisiko menyebabkan gangguan pada bayi, salah satunya bibir sumbing.
3. Rutin mengontrol gula darah
Selama masa kehamilan, tidak ada salahnya untuk rutin mengontrol kadar gula darah dalam tubuh. Memiliki diabetes saat menjalani kehamilan berisiko menyebabkan tumbuh kembang janin kurang optimal sehingga memicu gangguan pertumbuhan, seperti bibir sumbing.
5. Tidak sembarangan mengonsumsi obat-obatan
Jika bunda merasakan kondisi tubuh tidak nyaman, hindari untuk mengonsumsi sembarangan obat saat hamil. Karena, obat yang sembarang dikonsumsi menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko bibir sumbing. Untuk itu, pastikan bunda mengonsumsi obat sesuai dosis dan anjuran dokter.
6. Kontrol berat badan
Menjalani kehamilan bukan berarti bunda tidak boleh melakukan aktivitas fisik. Jika kondisi kehamilan dinilai sehat, bunda bisa melakukan olahraga ringan guna mengontrol berat badan. Bunda yang mengalami obesitas saat hamil rentan, menyebabkan bayi terlahir dengan kondisi bibir sumbing.
Bayi yang terlahir dengan bibir sumbing dapat menjalani operasi bibir sumbing apabila usianya sudah menginjak 2 atau 3 bulan. Sedangkan, untuk bayi yang terlahir dengan celah pada langit-langit mulutnya, operasi dilakukan pada usia 6-12 bulan. Operasi untuk bibir sumbing mungkin perlu dilakukan lebih dari satu kali.
Baca juga artikel Medikacare lainnya : Kenali defisiensi asam folat pada ibu hamil - Medikacare
Meskipun ada beberapa faktor risiko yang sulit dicegah seperti faktor genetik, akan tetapi sebagian besar kondisi yang dapat meningkatkan bayi terlahir dengan bibir sumbing dapat dihindari dengan beberapa cara di atas.
Selain melakukan pencegahan, bunda perlu menjalani pemeriksaan rutin ke dokter kandungan selama hamil. Hal ini bertujuan agar tumbuh kembang janin dapat terus terpantau.