Disfungsi ereksi merupakan kondisi dimana penis tidak bisa atau tidak mampu mempertahankan ereksi. Pada sebagian kalangan, disfungsi ereksi dikenal dengan istilah impotensi. Lantas, bagaimana kondisi ini memengaruhi kondisi seksual pria? Mari simak informasinya berikut ini.
Apa itu disfungsi ereksi?
Disfungsi ereksi atau impotensi adalah kondisi ketika penis seorang pria tidak memiliki kemampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi guna mendapatkan kepuasan seksual. Kondisi ini bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan lain yang mungkin membutuhkan perawatan medis.
Disfungsi ereksi juga bisa memengaruhi kualitas hidup seorang pria. Ketika mengalami kondisi ini, anda mungkin akan merasa stres, tidak percaya diri, dan mengalami permasalahan dengan pasangan.
Umumnya, disfungsi ereksi lebih banyak diderita oleh pria yang berusia di atas 40 tahun. Sebuah studi pada tahun 2019 mengatakan bahwa risiko disungsi ereksi terus meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Gejala disfungsi ereksi
Gejala utama dari disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan penis untuk mencapai ereksi meskipun sudah mendapatkan rangsangan ketika akan melakukan hubungan seksual. Menurut National Institute of Health, disfungsi ereksi bisa menjadi masalah dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.Beberapa gejala yang mungkin dapat menandakan anda mengalami disfungsi ereksi antara lain:
• Jarang mengalami ereksi, tetapi tidak setiap kali anda berhubungan seksual.
• Bisa ereksi, tetapi tidak bertahan cukup lama untuk mendapatkan kepuasan seksual.
• Tidak bisa ereksi kapan pun.
Baca juga artikel Medikacare lainnya : Manfaat Olahraga untuk stamina pria - Medikacare
Penyebab disfungsi ereksi
Ereksi penis normal sangat dipengaruhi oleh perubahan fisiologis yang cukup kompleks. Faktor fisiologis, seperti stres dan gangguan kecemasan juga dapat memperburuk kondisi tersebut. Beberapa faktor penyebab lain dari disfungsi ereksi adalah:1. Penyebab fisik
Hampir sebagian besar kasus disfungsi ereksi disebabkan oleh beberapa penyakit fisik berikut ini:• Penyakit jantung
• Diabetes
• Hipertensi atau tekanan darah tinggi
• Kolesterol tinggi
• Obesitas
• Penyakit Parkinson
• Gangguan hormonal
• Kelainan struktural penis
• Mengalami cedera pada area panggul atau sumsum tulang belakang
• Menjalani terapi radiasi pada daerah panggul
2. Penyebab psikologis
Otak berperan dalam mekanisme ereksi saat menerima stimulasi erektogenik. Namun, ketika perasaan seksual terganggu, hal ini dapat menimbulkan disfungsi ereksi. Beberapa penyebab psikologis lain dari terjadinya disfungsi ereksi adalah:• Stres
• Takut akan keintiman
• Depresi
• Kecemasan berat
• Merasa bersalah
• Masalah hubungan dengan pasangan
Memiliki gaya hidup yang tidak sehat, seperti sering merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, atau menggunakan obat-obatan terlarang juga bisa menjadi penyebab disfungsi ereksi.
Diagnosis disfungsi ereksi
Disfungsi ereksi atau impotensi adalah kondisi yang bisa diatasi dengan deteksi dan pemeriksaan dini. Untuk menegakkan diagnosis, biasanya dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan. Berikut penjelasannya:Wawancara medis
Pada tahap ini, dokter akan menanyakan apa saja keluhan yang anda alami. Dokter juga akan bertanya mengenai aktivitas seksual, riwayat penyakit, serta obat-obatan yang sedang dikonsumsiPemeriksaan medis
Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan medis berikut ini untuk mengetahui penyebab disfungsi ereksi:• Tes darah. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa gejala penyakit jantung, diabetes, kadar hormon testosteron dan kondisi kesehatan lainnya.
• Tes urine. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mencari tanda diabetes atau kondisi kesehatan lainnya.
• Ultrasonografi (USG). Tes ini dilakukan sebagai petunjuk dokter apabila anda memiliki masalah pada pembuluh darah.
• Uji ereksi semalam. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengukur jumlah serta kekuatan ereksi yang dicapai dalam satu malam dengan menggunakan perangkat khusus ketika anda tidur.
• Uji psikologis. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi faktor psikologis yang mungkin menyebabkan disfungsi ereksi.
Baca juga artikel Medikacare lainnya : Komplikasi impotensi - Medikacare
Pengobatan disfungsi ereksi
pengobatan disfungsi ereksi berbeda-beda, tergantung pada penyebab yang menyertainya. Berikut ini adalah pilihan pengobatan disfungsi ereksi yang akan dokter sarankan:1. Obat minum
Dokter dapat memberikan obat-obatan untuk mengobati disfungsi ereksi. Jika kesehatan anda cukup baik, dokter mungkin akan meresepkan beberapa obat, seperti Viagra, Levitra, Cialis dan Stendra. Semua obat tersebut bekerja dengan meningkatkan aliran darah menuju penis.2. Perangkat vakum
Jika terapi obat tidak efektif, dokter mungkin akan mengobati disfungsi ereksi menggunakan alat tabung vakum yang dirancang secara khusus. Pengobatan ini dilakukan dengan memasukkan penis ke dalam tabung yang terhubung ke pompa.Cara ini akan membantu mengalirkan darah, sehingga penis menjadi lebih kencang dan besar. Namun, ada efek samping yang mungkin dapat timbul pada metode vakum, seperti nyeri pada penis, penis mengalami kebas, hingga memar pada permukaan kulit penis.
3. Terapi suntik
Jika tidak terjadi perubahan, dokter akan menganjurkan anda untuk menjalani terapi suntik. Terapi ini dilakukan dengan menyuntikan obat ke sisi badan penis (intracavernosal) untuk membantu melebarkan pembuluh darah penis. Namun, pengobatan ini dapat menimbulkan efek samping, seperti fibrosis penis, hematoma, dan ereksi berkepanjangan.4. Low-intensity extracorporeal shock wave therapy (LI-ESWT)
Terapi LI-ESWT bertujuan untuk memulihkan mekanisme ereksi, sehinga penis bisa ereksi kembali. Dalam pengobatan disefungsi ereksi, dokter akan menggunakan perangkat gelombang kejut dengan intensitas rendah pada bagian batang penis. Hal ini dapat memicu proses pembentukan pembuluh darah baru yang memungkinkan darah lebih banyak mengalir ke penis.Terapi LI-ESWT tidak memerlukan anestesi, suntik, ataupun pembedahan. Umumnya, prosedur ini tidak akan berlangsung lama, tetapi efeknya bisa berlangsung selama kurang lebih 2 tahun. Meski begitu, terapi ini bisa menimbulkan infeksi, inflamasi, gangguan pembuluh darah, hingga tumor.
5. Pengobatan medis lainnya
Selain pengobatan dan terapi di atas, dokter mungkin akan menyarankan anda untuk menjalani prosedur medis lainnya, seperti:• Terapi hormon testosteron. Terapi ini dilakukan apabila pasien memiliki kadar hormon testosteron yang rendah. Pengobatan ini dapat membantu meningkatkan suasana hati dan gairah seksual.
• Perawatan bedah. Perawatan ini merupakan sebuah prosedur operasi dengan menggunakan implan penis.
Pencegahan disfungsi ereksi
Berikut adalah beberapa tips untuk anda dalam mencegah terjadinya disfungsi ereksi:• Hindari merokok, mengonsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang
• Menjaga berat badan agar tetap ideal
• Olahraga secara teratur
• Kelola stres dengan baik
• Konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang
• Kontrol penyakit yang dimiliki
Apabila anda mengalami gangguan ereksi ketika berhubungan seksual atau gejala lain yang menyertai, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter agar diketahui penyebabnya dan diberikan penanganan yang tepat.