Selama masa kehamilan, biasanya bunda mudah mengalami perubahan suasana hati. Nah, mendengarkan musik bisa menjadi hal menyenangkan yang bisa bunda lakukan guna mengatasi mood yang berantakan. Selain itu, ada beberapa manfaat lain yang bisa didapatkan dari mendengarkan musik saat hamil. Apa saja manfaatnya? Simak selengkapnya di bawah ini.
Irama musik diketahui dapat memengaruhi pikiran serta suasana hati seseorang yang mendengarkannya, termasuk ibu hamil. Perubahan hormon yang terjadi pada ibu hamil kerap menimbulkan berbagai keluhan, termasuk rasa cemas dan suasana hati yang tidak stabil.
Banyak orang mengatakan bahwa mendengarkan musik saat hamil baik untuk membantu proses perkembangan janin. Bahkan, ada juga yang menganggap bahwa satu jenis musik tertentu bisa membuat janin menjadi lebih pintar di masa mendatang.
Ragam manfaat mendengarkan musik saat hamil
Ada beragam manfaat mendengarkan musik saat hamil yang bisa bunda peroleh, di antaranya:1. Meredakan stres
Masa kehamilan sering kali menimbulkan stres, terutama bagi wanita yang baru pertama kali hamil. Nyatanya, stres yang berlebihan justru dapat meningkatkan risiko terjadinya kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.Tidak hanya itu, stres atau bahkan depresi yang dirasakan ibu hamil juga bisa berdampak pada kondisi bayi saat lahir, seperti meningkatkan risiko anak terkena ADHD dan bahkan bisa berdampak pada perkembangan kognitifnya.
Mendengarkan musik bisa menjadi salah satu solusi bagi ibu hamil untuk mengatasi stres. Sebuah riset menyebutkan bahwa mendengarkan musik yang berirama pelan dan lembut dapat mengurangi stres, kecemasan, hingga depresi pada ibu hamil.
Baca juga artikel Medikacare lainnya : Tips menjaga kehamilan agar tetap sehat - Medikacare
2. Mengatasi keluhan susah tidur
Perpaduan antara irama dan lirik dalam musik bisa membuat tubuh serta pikiran ibu hamil menjadi lebih rileks. Sebuah penelitian menerangkan bahwa ibu hamil yang mendengarkan musik selama 4 minggu berturut-turut cenderung memiliki kualitas tidur yang lebih baik dibandingkan mereka yang tidak mendengarkan musik sama sekali.3. Menjaga tekanan darah
Efek relaksasi yang diperoleh saat mendengarkan musik membuat tekanan darah ibu hamil lebih terjaga. Selain itu, efek ini dapat mencegah ibu hamil mengalami komplikasi kehamilan yang bisa terjadi akibat tekanan darah tinggi, seperti preeklampsia.Jika tidak segera ditangani, preeklampsia bisa berkembang menjadi eklampsia yang berbahaya dan bisa mengancam nyawa ibu hamil maupun janin.
4. Meredakan nyeri
Tidak hanya menjaga tekanan darah, efek relaksasi saat mendengarkan musik juga bisa meredakan nyeri yang sering muncul saat hamil, seperti nyeri perut, nyeri punggung, hingga sakit kepala.Hal ini dapat terjadi karena tubuh akan menghasilkan hormon endorphin atau pereda sakit secara alami, termasuk ketika bunda mendengarkan musik yang disukai.
5. Menstimulasi janin
Tidak hanya bagi bunda, mendengarkan musik saat hamil juga memberikan sejumlah manfaat bagi janin. Memasuki trimester ketiga kehamilan, kemampuan janin untuk mendengar telah berkembang sempurna.Para ahli percaya bahwa janin mampu menerima informasi sensoris yang akan diingat pada tingkat tertentu. Selain nafas, detak jantung, dan sirkulasi darah di tubuh bunda, janin bisa mendengar suara dari luar tubuh bunda, termasuk suara musik.
Efek relaksasi saat mendengarkan musik juga berlaku pada bayi yang baru lahir. Sebagian bayi akan bereaksi dengan melakukan sedikit gerakan, membuka matanya, atau berhenti menangis. Hal inilah yang membuat bayi mengenali dan merasa nyaman ketika kembali mendengar suara tersebut setelah ia lahir.
Baca juga artikel Medikacare lainnya : MItos Seputar Kehamilan - Medikacare
Janin yang diperdengarkan musik pada akhir masa kehamilan, memang kerap bereaksi dengan menggerakkan tubuhnya. Sehingga, tidak jarang jika ibu hamil berusaha memberi stimulasi musik dengan menempelkan headphone ke perutnya.
Jika bunda ingin memperdengarkan musik pada janin, cukup putar musik dengan volume suara 50-60 desibel atau sebesar volume suara ketika berbicara. Pasalnya, beberapa penelitian mengungkapkan bahwa memperdengarkan suara berisik pada janin dalam waktu yang lama dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, berat badan rendah, hingga gangguan pendengaran.