Memiliki kehamilan kembar memang tampak menyenangkan, ya bun. Tetapi, kehamilan kembar bukanlah hal yang mudah untuk dijalani. Banyak sekali hal yang bisa terjadi ketika bunda mengandung lebih dari satu bayi di dalam perut. Berikut ini berbagai fakta seputar kehamilan kembar yang jarang diketahui oleh banyak orang.
Kehamilan kembar terbagi menjadi dua jenis, yaitu kembar identik dan nonidentik. Kembar identik terjadi ketika 1 sel telur dibuahi oleh satu sel sperma, kemudian sel telur yang telah dibuahi tersebut membelah diri dan membentuk embrio. Sementara, kembar nonidentik terjadi ketika 2 sel telur dibuahi oleh 2 sel sperma secara bersamaan, sehingga menghasilkan 2 embrio.
Berbagai fakta tentang kehamilan kembar
Jika ayah dan bunda sedang mengharapkan atau menantikan kehadiran anak kembar, ada baiknya untuk mengetahui beragam fakta mengenai kehamilan kembar berikut ini:
1. Kebutuhan kalori lebih banyak
Jika mengandung lebih dari satu janin, ibu hamil memerlukan asupan kalori yang lebih banyak, yaitu sekitar 2.700 kalori setiap harinya. Selain itu, ibu hamil kembar memerlukan asupan nutrisi, seperti protein, karbohidrat, vitamin dan mineral, termasuk asam folat yang lebih banyak untuk mendukung perkembangan janin.
2. Sering terjadi pada wanita berusia di atas 30 tahun
Wanita yang berusia lebih dari 30 tahun memiliki peluang lebih tinggi untuk melepaskan 2 buah sel telur atau lebih pada masa ovulasi. Oleh karena itu, peluang kehamilan kembar lebih besar jika dibandingkan dengan wanita yang berusia muda.
3. Proses persalinan terjadi lebih awal
Proses persalinan pada kehamilan kembar biasanya terjadi saat kehamilan memasuki usia 36 atau 37 minggu, bahkan bisa juga terjadi lebih awal dari itu. Kondisi tersebut tentu dapat berpengaruh terhadap kondisi bayi kembar. Dengan begitu, bunda disarankan untuk lebih rutin memeriksakan kehamilan apabila sedang menjalani kehamilan kembar.
4. Risiko komplikasi lebih tinggi
Jika dibandingkan dengan ibu yang mengandung 1 janin, ibu hamil hamil kembar memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, diabetes gestasional, hipertensi dan preeklampsia.
Tidak hanya berdampak pada kondisi ibu hamil, kehamilan kembar juga bisa berdampak pada janin. Bayi yang terlahir kembar diketahui lebih berisiko terlahir dengan berat badan yang rendah.
5. Gejala morning sickness lebih parah
Morning sickness yang sering dialami ibu hamil disebabkan oleh peningkatan hormon kehamilan. Kondisi kehamilan kembar bisa membuat gejala tersebut menjadi lebih parah daripada kehamilan tunggal, karena kadar hormon kehamilan yang cenderung lebih tinggi.
Kenaikan berat badan ibu hamil pada kehamilan kembar umumnya lebih besar, karena terdapat lebih dari satu janin. Selain itu, plasenta dan cairan ketuban pun lebih banyak. Rata-rata pertambahan berat badan pada kehamilan tunggal adalah sekitar 11 kg. Sementara, ibu hamil yang mengandung bayi kembar bisa mengalami peningkatan berat badan mencapai 15-16 kg.
Komplikasi lain yang dapat terjadi pada kehamilan kembar adalah twin-to-twin transfusion syndrome (TTS). Kondisi ini terjadi ketika akibat ketidakseimbangan aliran darah dari plasenta menuju janin, sehingga salah satu janin menerima lebih banyak suplai darah dan nutrisi dibandingkan janin lainnya.
Kehamilan kembar memang lebih berisiko dibandingkan dengan kehamilan normal dengan 1 janin. Namun, bukan berarti bunda tidak dapat menjalani kehamilan dengan sehat dan aman. Mencukupi kebutuhan nutrisi dan menerapkan gaya hidup sehat adalah salah satu upaya yang bisa bunda lakukan.
Hal yang perlu bunda ingat saat hamil kembar adalah memeriksakan kehamilan secara rutin. Dengan begitu, kondisi janin bisa terus terpantau dan bisa terdeteksi sejak dini jika terjadi masalah pada kehamilan, sehingga penanganan dapat segera dilakukan.
Artikel Lain
Cara Mengatasi Nyeri Pinggang pada Ibu Hamil - Medikacare