Abruptio plasenta merupakan masalah kesehatan serius yang terjadi pada ibu hamil. Kondisi ini lebih berisiko dialami ibu hamil pada trimester ketiga kehamilan atau beberapa minggu menjelang persalinan. Abruptio plasenta hanya terjadi pada sekitar 1% dari seluruh ibu hamil.
Abruptio plasenta adalah kondisi di mana plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum waktunya. Perlu diketahui, plasenta yang sudah terlepas dari dinding rahim tidak dapat menempel kembali. Plasenta sendiri merupakan organ yang bertugas untuk menyalurkan nutrisi pada janin selama masa kehamilan.
Abruptio plasenta termasuk kondisi berbahaya yang menjadi penyebab kematian paling banyak pada ibu hamil dan janin. Selain menghambat suplai nutrisi dan oksigen ke janin, kondisi ini dapat mengakibatkan perdarahan hebat pada sang ibu.
Gejala abruptio plasenta
Gejala utama yang menandakan abruptio plasenta adalah perdarahan saat hamil. Namun, bukan berarti semua perdarahan saat hamil pasti menandakan kondisi ini. Banyak atau sedikitnya perdarahan bisa berbeda-beda dan tidak menunjukkan tingkat keparahan terlepasnya plasenta.
Terkadang, darah terjebak di dalam rahim, sehingga tidak keluar atau tidak terjadi perdarahan. Akibatnya, ibu hamil tidak sadar bahwa dirinya mengalami abruptio plasenta. Selain perdarahan, ada beberapa gejala lain yang menandakan abruptio plasenta, yaitu:
• Nyeri perut dan punggung secara tiba-tiba
• Kontraksi yang terjadi secara terus menerus
• Perut atau rahim terasa kencang
• Cairan ketuban sedikit
• Pertumbuhan janin lebih lambat
Penyebab abruptio plasenta
Hingga saat ini, penyebab terjadinya abruptio plasenta belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko ibu hamil mengalami kondisi ini, yaitu:• Hamil di atas usia 40 tahun
• Merokok atau menggunakan narkoba saat hamil
• Memiliki riwayat abruptio plasenta pada kehamilan sebelumnya
• Menderita preeklampsia
• Mengalami cedera pada perut
• Mengalami ketuban pecah dini
• Hamil bayi kembar
• Menderita polidramnion atau kelebihan cairan ketuban
Baca juga artikel Medikacare lainnya : Akibat rokok pada Ibu Hamil - Medikacare
Diagnosis abruptio plasenta
Jika ibu hamil merasakan beberapa gejala abruptio plasenta, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat perdarahan dan ketegangan rahim. Dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan, seperti USG, tes darah, dan tes urine untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya abruptio plasenta. Selain itu, dokter akan memeriksa kondisi detak jantung janin.
Penanganan abruptio plasenta
Penanganan abruptio plasenta tergantung pada kondisi ibu hamil dan janin, usia kehamilan, serta tingkat keparahan abruptio plasenta. Tujuan utama dari pengobatan ini adalah untuk menyelamatkan nyawa ibu hamil dan janin.
Penanganan abruptio plasenta tergantung pada kondisi ibu hamil dan janin, usia kehamilan, serta tingkat keparahan abruptio plasenta. Tujuan utama dari pengobatan ini adalah untuk menyelamatkan nyawa ibu hamil dan janin.
Umumnya, dokter akan memberikan suntikan kortikosteroid untuk mempercepat proses perkembangan paru-paru janin. Hal ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi jika lepasnya plasenta semakin memburuk, sehingga persalinan perlu segera dilakukan.
Sementara, jika abruptio plasenta terjadi saat usia kehamilan sudah lebih dari 34 minggu, dokter akan menyarankan bunda untuk melakukan persalinan. Bila abruptio plasenta tidak terlalu parah, ibu hamil masih bisa melahirkan secara normal. Namun jika tidak memungkinkan, operasi caesar mungkin akan dilakukan oleh dokter.
Komplikasi abruptio plasenta
Abruptio plasenta dapat menimbulkan komplikasi yang serius, baik pada ibu hamil maupun janin. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi berupa:1. Komplikasi pada ibu hamil
Ibu hamil yang mengalami abruptio plasenta bisa mengalami beberapa kondisi berikut:• Gangguan pembekuan darah
• Syok hipovolemik akibat kehilangan banyak darah
• Mengalami kegagalan fungsi organ tubuh
• Kematian
2. Komplikasi pada janin
Sementara, komplikasi yang dapat dialami janin akibat abruptio plasenta adalah:• Kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah (BBLR)
• Asupan nutrisi dan oksigen ke janin terganggu
• Janin meninggal dalam kandungan
Baca juga artikel Medikacare lainnya : Penyebab bayi lahir prematur - Medikacare
Pencegah abruptio plasenta
Abruptio plasenta tidak dapat dicegah. Akan tetapi, ada sejumlah upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko dan mencegah lepasnya plasenta, di antaranya:• Hindari merokok dan menggunakan narkoba saat hamil
• Hindari aktivitas fisik yang berat selama kehamilan
• Hindari aktivitas yang berisiko menyebabkan cedera pada perut
• Konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang
Baca juga artikel Medikacare lainnya : Kenali penyebab dari keguguran pada Ibu Hamil - Medikacare
Jika bunda hamil di atas usia 40 tahun, sebaiknya periksakan kondisi kehamilan ke dokter kandungan secara lebih sering. Hal ini penting dilakukan guna meminimalisir risiko terjadinya abruptio plasenta pada kehamilan bunda.