Kehamilan kosong merupakan kondisi serius dan bahkan bisa mengancam nyawa. Diperkirakan setengah dari seluruh kasus keguguran di trimester pertama kehamilan disebabkan oleh kondisi ini. Kehamilan kosong sering kali baru diketahui saat menjalani pemeriksaan USG. Dikarenakan, gejala yang umum terjadi selama kehamilan juga dirasakan oleh ibu hamil yang mengalami hamil kosong.
Kehamilan kosong, atau blighted ovum adalah kondisi yang terjadi ketika sel-sel plasenta tumbuh secara abnormal dan tidak berkembang menjadi janin yang sehat. Sebagai hasilnya, jaringan plasenta yang abnormal terus tumbuh dan berkembang, dan dapat menghasilkan gejala seperti pendarahan vagina, kram perut, dan keluarnya jaringan seperti anggur kecil melalui vagina.
Baca juga artikel Medikacare lainnya : Tips mencegah keguguran di trimester pertama - Medikacare
Penyebab kehamilan kosong
Kehamilan diawali dengan terjadinya pembelahan sel telur yang telah dibuahi oleh sel sperma. kemudian, sel telur tersebut akan berkembang menjadi embrio dalam 8–10 hari dan mulai menempel di dinding rahim. Setelah itu, plasenta mulai terbentuk dan hormon kehamilan akan meningkat guna menunjang perkembangan janin.
Pada kasus kehamilan kosong, sel telur yang dibuahi tidak berkembang menjadi embrio atau berhenti berkembang. Penyebab terjadinya kondisi ini belum dapat diketahui secara pasti. Namun, adanya kelainan kromosom pada sel telur yang telah dibuahi diduga menjadi penyebab kehamilan kosong.
Beberapa faktor yang dapat memengaruhi terjadinya kehamilan kosong adalah buruknya kualitas sel telur atau sperma, serta kondisi genetik atau keturunan.
Gejala kehamilan kosong
Blighted ovum memang tidak menunjukkan gejala yang khas. Namun pada beberapa kasus, kondisi ini bisa ditandai dengan gejala keguguran. Wanita yang mengalami kehamilan kosong pada tahap awal umumnya akan merasa bahwa dirinya sedang hamil normal.
Beberapa gejala kehamilan normal yang bisa muncul pada saat mengalami kehamilan kosong adalah:
• Terlambat haid
• Mual
• Muntah
• Hasil testpack positif
• Payudara terasa nyeri dan bengkak
Baca juga artikel Medikacare lainnya : Solusi Mengatasi Menstruasi tidak teratur - Medikacare
Pada jangka waktu tertentu, penderitanya akan mulai merasakan gejala-gejala keguguran, seperti:
• Muncul flek atau perdarahan dari vagina
• Kram dan nyeri perut
• Volume darah yang keluar dari vagina makin banyak
Terkadang, tes kehamilan masih memberikan hasil yang positif dalam kondisi kehamilan kosong karena kadar hormon hCG (human chorionic gonadotropin) masih tinggi. Hormon ini bisa tetap ada atau meningkat di awal kehamilan meski embrio tidak berkembang.
Penanganan kehamilan kosong
Ada beberapa metode penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kehamilan kosong, di antaranya:• Kuretase
Kuretase (kuret) dilakukan untuk mengangkat kantong kehamilan yang kosong dari dalam rahim. Prosedur ini juga dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab keguguran, dengan melakukan pemeriksaan jaringan yang diangkat.Baca juga artikel Medikacare lainnya : Kenali efek samping kuretase - Medikacare
• Obat-obatan
Obat-obatan juga dapat digunakan sebagai pilihan penanganan kehamilan kosong. Jika dibandingkan dengan kuret, penggunaan obat-obatan dapat menyebabkan perdarahan yang lebih berat pada pasien.Pasien juga bisa membiarkan kandungannya gugur secara alami dalam hitungan minggu. Akan tetapi, proses ini harus diawasi oleh dokter guna memastikan tidak ada sisa jaringan kehamilan yang tertinggal di dalam rahim.
Komplikasi kehamilan kosong
Meski jarang terjadi, prosedur penanganan kehamilan kosong dapat menimbulkan komplikasi, seperti:• Perdarahan
• Jaringan parut
• Infeksi pada rahim, termasuk sepsis
• Robekan pada rahim
Selain itu, keguguran septik (septic miscarriage) dapat terjadi jika ada sisa jaringan kehamilan yang tertinggal atau tidak seluruhnya keluar dari dalam rahim.
Pencegahan kehamilan kosong
Sebagian besar kasus kehamilan kosong tidak dapat dicegah. Pemeriksaan rutin ke dokter selama kehamilan merupakan cara terbaik untuk memantau kondisi bunda dan janin.Selain itu, ada beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mendeteksi faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kehamilan kosong, antara lain:
• Pemeriksaan genetik pra-implantasi (PGT), untuk memeriksa kondisi genetik embrio sebelum terjadinya implantasi
• Analisis sperma, untuk memeriksa kualitas sperma
• Tes hormon FSH (hormon perangsang folikel) atau tes hormon AHM (anti-mullerian hormone), untuk mengukur kadar kedua hormon tersebut di dalam tubuh sebagai acuan perlu tidaknya tindakan untuk meningkatkan kualitas sel telur
Meski tidak memiliki faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kehamilan kosong, ibu hamil dianjurkan untuk tetap melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter secara rutin sesuai jadwal yang dianjurkan agar kesehatan bunda dan janin bisa selalu terpantau.
Sebagian besar wanita yang pernah mengalami kehamilan kososng tetap bisa hamil secara normal pada kehamilan selanjutnya. Namun setelah mengalami keguguran, disarankan untuk menunggu 1–3 siklus menstruasi normal terlebih dahulu sebelum kembali merencanakan kehamilan.