ADHD merupakan gangguan mental yang membuat anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku hiperaktif. Hingga saat ini, penyebab ADHD belum diketahui dengan pasti. Akan tetapi, kondisi ini diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Attention deficit hyperactivity disorder atau ADHD adalah gangguan neurodevelopmental, yaitu gangguan yang disebabkan oleh adanya masalah pada perkembangan otak. Kondisi ini dapat memengaruhi kemampuan penderitanya dalam mengendalikan perhatian dan perilaku impulsif.
Anak yang mengalami ADHD cenderung merasa rendah diri, sulit bersosialisasi, serta memiliki prestasi yang kurang baik. Sebagian besar kasus ADHD terjadi pada anak usia 6-12 tahun. Biasanya, anak dengan ADHD juga sering kesulitan dalam berkonsentrasi, serta perilaku yang impulsif dan hiperaktif.
Ragam Penyebab ADHD
Penyebab pasti ADHD belum diketahui secara pasti, namun para ahli sepakat bahwa ADHD disebabkan oleh faktor kombinasi antara genetik dan lingkungan. Berikut penjelasannya:1. Faktor Genetik
Sebuah penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ADHD memiliki faktor genetik yang kuat. Beberapa studi menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki anggota keluarga dengan kondisi ADHD berisiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan ini.Kemungkinan terjadinya ADHD pada anak-anak yang memiliki orang tua atau saudara kandung yang menderita ADHD sekitar 3-5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang tidak memiliki keluarga dengan gangguan tersebut. Faktor genetik juga memainkan peran penting dalam penentuan jenis ADHD yang diderita oleh seseorang.
2. Faktor Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan juga dapat memengaruhi terjadinya ADHD pada anak, di antaranya:A. Kelahiran Prematur atau Lahir dengan Berat Badan Rendah
Anak yang lahir secara prematur atau dengan berat badan rendah memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami ADHD. Hal ini disebabkan karena otak mereka belum berkembang dengan sepenuhnya.B. Kebiasaan Mengonsumsi Alkohol atau Obat Terlarang Selama Kehamilan
Ibu hamil yang mengonsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang selama kehamilan dapat meningkatkan risiko anaknya untuk mengalami ADHD. Hal ini terjadi karena minuman alkohol dan obat-obatan terlarang dapat menghambat aktivitas neuron yang memproduksi dopamin, yakni senyawa kimia otak yang berperan dalam menyampaikan rangsangan ke seluruh tubuh.C. Paparan Racun
Ibu hamil yang terpapar racun, seperti timbal dan pestisida dapat meningkatkan risiko anak untuk mengalami ADHD. Beberapa penelitian juga membuktikan bahwa paparan pestisida terkait dengan risiko tinggi ADHD pada anak.D. Kelainan Otak
Anak-anak yang menderita ADHD memiliki perbedaan dalam fungsi otak jika dibandingkan dengan anak seusianya. Otak memiliki senyawa kimia yang disebut sebagai neurotransmitter yang berperan dalam proses interaksi antar sel-sel otak.Pada ADHD, neurotransmitter yang disebut dopamin, cenderung tidak berfungsi, sehingga menyebabnya terjadinya kondisi yang tidak diinginkan, seperti impulsif, kurang konsentrasi, dan hiperaktif. Anak dengan ADHD juga cenderung memiliki volume otak lebih kecil dibandingkan dengan anak usia sebayanya.
E. Gaya Hidup yang Tidak Sehat
Gaya hidup yang tidak sehat, seperti konsumsi makanan cepat saji, konsumsi minuman berkafein, kurangnya aktivitas fisik, serta kurangnya tidur yang cukup juga dapat memperburuk gejala ADHD yang sudah diderita anak.Selain beberapa kondisi di atas, stres yang disebabkan oleh lingkungan, seperti ketidakstabilan keluarga, kekerasan, dan penelantaran dapat meningkatkan risiko anak untuk mengalami ADHD.
Pada dasarnya, ADHD disebabkan oleh kombinasi antara faktor genetik dan lingkungan. Seiring dengan perkembangan teknologi dan penelitian, pengetahuan mengenai penyebab ADHD dapat ditingkatkan dan hal ini dapat membantu dalam pengembangan cara untuk mencegah atau mengatasi gangguan tersebut.