Banyak wanita yang menggunakan alat tes ovulasi, khususnya yang sedang menjalani program hamil, karena ingin mengetahui apakah mereka sedang berada di masa ovulasi atau tidak. Lantas, bagaimana cara menggunakan tes ovulasi? Simak informasinya di sini, yuk.
Tes ovulasi adalah cara yang umum digunakan untuk menentukan kapan seorang wanita sedang ovulasi atau subur. Tes ovulasi berguna bagi pasangan yang sedang mencoba untuk hamil, karena mengetahui kapan ovulasi terjadi memungkinkan mereka untuk merencanakan hubungan seksual pada saat yang tepat.
Ovulasi sendiri adalah proses di mana ovarium melepaskan sel telur matang yang siap dibuahi. Umumnya, wanita hanya mengalami ovulasi satu kali dalam setiap siklus menstruasi, yang biasanya terjadi setiap 21 hingga 35 hari. Namun, siklus menstruasi pada wanita dapat bervariasi dari satu bulan ke bulan berikutnya.
Masa subur wanita dimulai sekitar 10-14 hari sebelum periode menstruasi berikutnya tiba. Namun, ini hanya berlaku pada wanita yang memiliki siklus menstruasi teratur. Bagi wanita yang memiliki siklus menstruasi kurang teratur, cukup sulit untuk mendeteksi kapan tubuh akan melakukan ovulasi. Untuk itu, diperlukan alat tes masa subur.
Cara Melakukan Tes Ovulasi
Ada beberapa alat tes ovulasi yang bisa digunakan untuk mengetahui kapan masa ovulasi atau masa subur pada wanita terjadi, yaitu:1. Ovulation Testpack
Ovulation testpack digunakan dengan cara meneteskan urine ke alat tersebut. Alat tes ovulasi ini bekerja dengan mendeteksi kadar hormon luteinizing hormone (LH) di dalam urine. Saat kadar hormon LH meningkat, itu menunjukkan bahwa ovarium sedang mempersiapkan diri untuk melepaskan sel telur dan inilah waktu terbaik untuk berhubungan seksual.Alat ini dikatakan efektif dalam mendeteksi masa subur wanita, yakni hingga 98% dalam sekali pakai. Akan tetapi, alat ini tidak bisa digunakan pada wanita yang menderita sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau Luteinized Unruptured Follicle Syndrome (LUFS) karena dapat memengaruhi hormon LH.
Biasanya, tes harus dilakukan pada hari yang sama setiap hari, mulai dari beberapa hari sebelum ovulasi yang diharapkan. Untuk meningkatkan peluang mendapatkan hasil yang akurat, hindari minum terlalu banyak cairan sebelum melakukan tes.
2. Pengukuran Suhu Basal Tubuh
Cara lain yang bisa dilakukan untuk menentukan masa ovulasi adalah dengan mengukur suhu basal tubuh (basal body temperature). Suhu basal sendiri merupakan suhu tubuh ketika beristirahat. Pengukuran suhu basal tubuh dapat dilakukan menggunakan termometer yang dilengkapi pengukur khusus suhu basal tubuh.Gunakan termometer tersebut ketika bangun tidur, tepatnya sebelum Anda beranjak dari tempat tidur. Saat mengalami ovulasi, suhu tubuh akan mengalami peningkatan sekitar 0,5-1 derajat Celsius dari suhu tubuh yang normal akibat peningkatan hormon progesteron.
Agar mendapatkan hasil yang akurat, Anda perlu melakukan pengukuran suhu basal tubuh setiap hari dalam siklus menstruasi penuh, hari pertama mengalami menstruasi, hingga hari pertama menstruasi berikutnya.
3. Lendir Serviks
Perubahan lendir serviks juga bisa dijadikan acuan untuk menentukan masa ovulasi. Kondisi lendir serviks akan berubah ketika ovarium mulai melepaskan sel telur. Perubahan pada lendir serviks ini dipengaruhi oleh hormon LH, yakni hormon yang mengatur ovulasi.Umumnya, ketika sel telur sudah siap untuk dibuahi, lendir serviks menjadi lebih elastis, transparan, dan licin mirip seperti putih telur. Perubahan lendir serviks ini mungkin cukup sulit dibedakan. Namun, Anda bisa membedakannya menggunakan tisu atau jari yang bersih.
Lakukan tes ini beberapa kali dalam sehari. Jika tidak ada lendir di area vagina, berarti Anda tidak sedang berada di masa ovulasi.
4. Ultrasonografi (USG)
Metode ini melibatkan penggunaan alat ultrasonografi untuk memantau folikel ovarium. Folikel sendiri adalah kantung yang mengandung sel telur. Selama ovulasi, folikel akan melepaskan sel telur yang siap untuk dibuahi. Dengan menggunakan alat ultrasonografi, dokter dapat melihat perkembangan folikel dan menentukan kapan ovulasi akan terjadi.Penting untuk diingat bahwa ovulasi tidak selalu terjadi pada waktu yang sama setiap bulannya dan tes ovulasi mungkin tidak selalu akurat. Jika Anda mencoba untuk hamil dan mengalami masalah pada kesuburan, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan saran yang tepat.