Beberapa masalah perdarahan pada masa kehamilan mungkin bukan suatu hal yang perlu terlalu dikhawatirkan. Namun, ada beberapa kondisi perdarahan yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil, salah satunya adalah perdarahan antepartum yang berisiko mengancam nyawa janin.
Keluarnya darah melalui vagina yang terjadi pada kehamilan di atas 24 minggu adalah pengertian dari perdarahan antepartum. Perdarahan antepartum merupakan kondisi serius yang perlu segera ditangani. Jika tidak, perdarahan ini dapat menyebabkan kematian, baik pada ibu hamil maupun janin.
Berdasarkan volume darah yang keluar, perdarahan antepartum tergolong menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Perdarahan besar, yakni jika tubuh ibu hamil kehilangan lebih dari 1.000 ml darah dengan atau tanpa adanya tanda syok.
b. Perdarahan sedang, yakni jika tubuh ibu hamil kehilangan darah sebanyak 50-1.000 ml tanpa disertai tanda syok.
c. Perdarahan ringan, yakni jika tubuh ibu hamil kekurangan darah kurang dari 50 ml dan sudah berhenti.
Di Indonesia, perdarahan merupakan salah satu penyebab utama kematian pada ibu hamil. Bahkan, pada tahun 2019 perdarahan menjadi penyebab nomor 1 kematian ibu di Indonesia.
Penyebab Perdarahan Antepartum
Para ahli pun terus melakukan penelitian untuk mencari tahu apa penyebab terjadinya perdarahan antepartum. Namun hingga saat ini, dari seluruh kasus perdarahan antepartum, sebagian disebabkan oleh robekan plasenta, persalinan prematur, plasenta previa, dan gangguan pada serviks atau leher rahim.Meski begitu, sebagian kecil kasus perdarahan antepartum tidak diketahui dengan pasti penyebabnya meski sudah dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh.
Gejala Perdarahan Antepartum
Keluarnya darah dari vagina adalah gejala utama dari perdarahan antepartum. Perdarahan ini bisa disertai dengan rasa nyeri maupun tidak. Jika disertai dengan nyeri, kemungkinan besar perdarahan disebabkan oleh robekan plasenta. Jika tidak, kemungkinan kondisi ini disebabkan karena plasenta previa.Gejala lain dari perdarahan antepartum adalah munculnya kontraksi rahim. Bisa juga ibu hamil mengalami tanda-tanda syok hipovolemik akibat kehilangan banyak darah. Tanda syok ini meliputi pucat, linglung, keringat dingin, volume urine berkurang, lemas, bernapas dengan cepat, dan kehilangan kesadaran.
Pada ibu hamil yang sehat dan berusia muda, gejala tersebut terkadang tidak terlihat dan baru diketahui ketika kondisi sudah sangat parah.
Komplikasi Perdarahan Antepartum
Perdarahan antepartum bisa menyebabkan berbagai komplikasi, baik pada ibu hamil maupun janin. Berikut ini beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada ibu hamil:a. Persalinan prematur
b. Terbentuk gumpalan di pembuluh darah
c. Kerusakan ginjal akut pada ibu hamil
d. Plasenta akreta
e. Perdarahan postpartum
f. Anemia
g. Infeksi
h. Gangguan psikologis
Sementara pada bayi, komplikasi yang terjadi meliputi:
a. Fetal hypoxia atau kekurangan oksigen
b. Pertumbuhan janin terhambat
c. Lahir prematur
d. Terlahir dalam kondisi meninggal
Penanganan Perdarahan Antepartum
Meski darah yang keluar hanya sedikit, perdarahan antepartum tidak boleh dianggap sepele. Pasalnya, ada kemungkinan akan terjadi perdarahan parah yang sepenuhnya belum keluar. Saat sudah terjadi perdarahan hebat, keselamatan ibu hamil menjadi prioritas utama. Keputusan terkait persalinan pun harus menunggu hingga kondisi ibu hamil stabil.Berbeda jika terjadi gawat janin, munculnya kondisi ini merupakan indikasi adanya penurunan volume darah. Hal tersebut merupakan keadaan darurat, sehingga bayi harus segera dilahirkan tanpa perlu mempertimbangkan usia kehamilan.
Perdarahan antepartum merupakan kondisi serius yang perlu mendapatkan penanganan dokter segera mungkin. Untuk menggantikan darah dan cairan tubuh yang hilang akibat perdarahan, ibu hamil perlu mendapatkan terapi cairan dan transfusi darah.
Pada tahap berikutnya, penanganan pada perdarahan antepartum bergantung pada penyebab perdarahan, tingkat perdarahan, kondisi gawat janin, usia kehamilan, serta riwayat kesehatan ibu hamil sendiri.
Perdarahan antepartum bukanlah kondisi yang bisa dianggap ringan. Untuk itu, Bunda perlu melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke dokter kandungan. Hal ini penting untuk dilakukan agar kondisi kehamilan terus terpantau dan jika terjadi masalah dapat ditangani lebih dini.