Tindakan ini umumnya dilakukan pada wanita yang mengalami keguguran atau hamil anggur. Walaupun tergolong cukup aman, efek samping kuret tetap perlu diantisipasi. Selain itu, ada beberapa kondisi yang tidak dianjurkan untuk melakukan prosedur ini, diantaranya:
• Mengalami infeksi pada rahim (endometritis)
• Mengalami gangguan pada pembekuan darah
• Memiliki alergi terhadap obat bius
• Mengalami radang panggul
Efek samping kuret
Setelah selesai melakukan proses kuret, akan muncul beberapa gejala yang bisa dirasakan, antara lain:• Mengalami nyeri panggul yang mirip dengan nyeri pada saat menstruasi
• Muncul bercak darah dari vagina
• Mual, muntah dan pusing akibat efek samping dari obat bius
Selain menimbulkan efek samping, tindakan ini juga dapat menimbulkan komplikasi yang cukup serius seperti berikut ini.
1. Kerusakan pada leher rahim
Tindakan kuret dapat menyebabkan kerusakan atau robeknya leher rahim (serviks). Tetapi, dokter biasanya akan memberikan tekanan dan obat untuk menghentikan pendarahan tersebut. Kemudian robekan itu akan ditutup menggunakan jahitan.2. Perforasi rahim
Perforasi rahim terjadi ketika alat bedah menusuk sehingga menyebabkan terjadinya lubang pada bagian rahim. Kondisi ini umumnya rentan terjadi pada wanita yang sudah menopause atau baru pertama kali hamil. Selain itu, jika luka tersebut mengenai organ atau pembuluh darah akan dilakukan proses operasi untuk mengatasinya.3. Sindrom asherman
Sindrom asherman dapat terjadi ketika terbentuknya jaringan parut didalam rahim. Hal ini, lebih beresiko pada wanita jika kuret dilakukan setelah persalinan atau keguguran. Selain itu, kondisi ini akan menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur yang disertai dengan nyeri, gangguan pada kesuburan serta mengalami keguguran pada kehamilan berikutnya.4. Infeksi pada rahim
Infeksi pada rahim adalah salah satu resiko yang dapat terjadi setelah menjalani kuret. Selain itu, kondisi tersebut ditandai dengan rasa nyeri yang hebat, keputihan disertai bau dan mengalami demam. Umumnya, masalah ini dapat segera diatasi dengan penggunaan antibiotik, tetapi jika infeksi tersebut cukup parah, perlu dilakukan tindakan operasi.5. Pendarahan hebat
Pendarahan hebat dapat terjadi ketika tindakan kuret yang menyebabkan luka parah pada dinding rahim atau mengalami masalah pada pembekuan darah. Selain itu, kondisi ini bisa juga terjadi akibat perforasi pada rahim. Proses pemulihan pasca melakukan kuretSetelah melakukan kuret, umumnya wanita bisa beraktivitas kembali dalam jangka waktu 2 hari. Meskipun demikian, pemulihan tersebut tentunya berbeda-beda tergantung pada kondisi kesehatan masing-masing. Sementara itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mempercepat proses pemulihan setelah menjalai kuret, yaitu:
• Hindari melakukan hubungan intim selama 2 minggu atau setelah pendarahan berhenti untuk mencegah terjadinya infeksi pada rahim.
• Gunakan pembalut untuk mengurangi pendarahan, tetapi sebaiknya hindari penggunaan tampon dan pembersih vagina selama beberapa minggu.
• Hindari melakukan aktivitas atau mengangkat beban yang terlalu berat.
• Lakukan pemeriksaan secara rutin dengan dokter.
Ketika akan melakukan kuret sebaiknya konsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk memeriksa kondisi anda apakah perlu dilakukan kuret atau tidak. Selain tiu, jika mengalami beberapa gejala seperti diatas dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, segera lakukan pemeriksaan dengan dokter untuk diberikan penanganan yang tepat.